Sejarah kopi berada di Indonesia dimulai empat abad lalu. Ketika
India mengirimkan bibit biji kopi Yemen atau yang dikenal dengan Arabica
kepada Pemerintahan Belanda di Batavia pada tahun 1696. Namun bibit
pertama tersebut gagal tumbuh karena terjadi banjir di Jakarta
(Batavia). Kemudian pengiriman yang ke 2 sukses. Benih biji kopi
tersebut tumbuh di Indonesia. Pada tahun 1711, biji-biji kopi dikirim ke
Eropa. Dalam kurang waktu 10 tahun, pengiriman kopi meningkat hingga 60
ton per tahun. Indonesia saat itu telah menjadi daerah perkebunan kopi
selain di luar Arab dan Ethiopia.
Berikut ini kedai kopi legendaris atau bisa dikatakan tertua yang ada di Indonesia.
1. Warung Tinggi Tek Sun Ho - Tahun 1878
|
Warung Tinggi Tek Sun Ho |
Warung Tinggi berdiri pada tahun 1878. Sebelumnya bernama Tek Sun Ho.
Pendirinya bernama Liaw Tek Soen. Kedai pertama yang didirikan oleh Liaw
Tek Soen berada di jalan Moolen Vliet Oost, Batavia atau Hayam Wuruk,
Jakarta. Apabila dihitung mulai berdirinya, kedai ini sudah berusia 138
tahun, sudah melintasi lima generasi keturunannya yang
mempertahankannya.
Warung Tinggi saat ini memiliki cabang berada di mal Grand Indonesia,
Jakarta Pusat. Namanya ditambah menjadi Koffie Warung Tinggi.
2. Warung Kopi Ake - Tahun 1921
|
Warung Kopi Ake |
Tradisi meminum kopi di daerah Belitung sudah lebih dari 100 tahun.
Diantara para legenda yang bertahan yang tertua adalah Warung Kopi Ake.
Warung ini berdiri pada tahun 1921, seperti dilansir Detik. Warung Kopi
Ake berada di Jalan KV Senang 57, Tanjung Pandan, Belitung.
Resep pun tetap sama sejak dulu. Uniknya masih terdapat dua teko air mirip yang digunakan kakek buyutnya dulu.
3. Kedai Massa Kok Tong - Tahun 1925
|
Kedai Massa Kok Tong |
Kedai kopi Massa Kok Tong mulai dirintis pada tanggal 29 Juni 1925 oleh
perantau berasal negeri Tiongkok bernama Lim Tee Kee. Awal berdiri, Lim
Tee Kee baru berumur 17 tahun. Kedai kopi Massa pertama terletak di
Jalan Cipto No. 109/115, Pematangsiantar, Sumatra Utara dengan nama Heng
Seng.
Demi menjaga kualitas, Lim Tee Kee sendiri memilah biji kopi pilihan,
meracik, dan menggonseng hingga tahap menyeduh. Alhasil, Citarasa
Klasik!
Saat ini kedai Massa Kok Tong banyak membuka cabang baru salah satunya
di kota Siantar. Tak berhenti di situ saja, kedai ini membuat pabrik
pengolahan kopi sendiri.
4. Kedai Es Kopi Tak Kie - Tahun 1927
|
Kopi Es Tak Kie |
Kedai Es Kopi Tak Kie ini berada di kawasan Glodok, Jakarta Barat.
Tepatnya di Jalan Pintu Besar Selatan III Nomor 4-6. Kedai kopi mulai
berdiri pada tahun 1927.
Kedai Kopi Es Tak Kie mulai dirintis oleh perantau dari negara Tiongkok,
bernama Liong Kwie Tjong yang kemudian dilanjutkan oleh Liong Tjen.
Saat ini Kedai dikelola oleh generasi ketiga yaitu Latif Yulus atau
sering dipanggil Ayauw dan Liong Kwang Joe.
Kopi andalannya yang cukup dikenal adalah Es kopi Tak Kie. Kopi ini
merupakan perpaduan kopi dari jenis kopi Robusta maupun Arabika dari
Lampung, Toraja sampai Sidikalang.
5. Kedai Warung Kopi Purnama - Tahun 1930
|
Warung Kopi Purnama |
Kedai Warung kopi Purnama berdiri sejak 1930, tempatnya berada di ruas
Jalan Alkateri, Bandung. Pendiri kedai Warung Kopi Purnama adalah Yong A
Thong. Dia perantauan dari Medan yang hijrah ke Bandung. Awal berdiri
warung ini bernama Chang Chong Se yang artinya silakan mencoba. Nama
itupun diganti menjadi Warung Kopi Purnama karena kebijakan pemerintah
Indonesia yang mewajibkan penggunaan pemakaian nama Indonesia pada tahun
1966. Arti dari nama purnama yakni terang dan bulat sempurna.
6. Warung Kedai Kopi Phoenam - Tahun 1946
|
Warung Kopi Phoenam |
Pendiri Warung Kopi Phoenam ini didirikan oleh Liong Thay Hiong pada
tahun 1946. Awal pendirian kedai beralamat di Jalan Nusantara, Makassar
di daerah pelabuhan. Nama Phoenam memiliki artian yaitu tempat singgah
di selatan. Saat ini warung kopi kedai Phoenam sudah berada di Jakarta.
7. Warung Kopi Solong - Tahun 1974
|
Warung Kopi Solong |
Jika sedang mampir ke Aceh kurang lengkap jika tidak mampir ke kedai
kopi. Salah satunya yaitu Kedai Solong di kawasan Ulee Kareng, Banda
Aceh.
Warung kopi ini berdiri sejak 1974. Menurut Cek Nawi, generasi penerus
usaha ini, Solong hanyalah nama panggilan ayahnya ketika masih bekerja
pada orang Tionghoa di Peunayong atau suatu kawasan pemukiman etnis
Tionghoa di Banda Aceh.
0 komentar:
Post a Comment